Perjalanan
Agung untuk memulai bisnis sejak masih mahasiswa telah membuktikannya. Setidaknya, sejak mahasiswa tingkat
pertama, Agung yang kelahiran Lampung dan sejak sekolah menengah tingkat
pertama sudah merantau ke Yogyakarta ini, telah mencoba memulai berbagai usaha,
mulai dari usaha distro, - hingga membuka gerai jual beli handphone. Namun dua usaha yang sudah dijalani ini
tidak berkembang seperti yang diharapkan. Persaingan yang ketat, - dan juga menjamurnya bisnis
serupa membuat Agung kelelahan mengelola usahanya.
Tahun
2006 saat bisnis laundry kiloan menjamur di Yogyakarta, Agung mencoba bisnis
laundry kiloan, Simply Fresh Laundry. Dipilihnya bisnis laundry kiloan, karena bisnis jasa
ini relatif mudah mengelolanya, tidak memerlukan modal yang besar, dan memiliki
pangsa pasar yang besar.Tenaga kerja yang dibutuhkan juga tidak perlu
pendidikan yang tinggi.
Saat
itu, sudah jamak jika di Yogyakarta para mahasiswa, bahkan masyarakat umum
lebih memilih mencuci pakaiannya di laundry kiloan daripada mencuci sendiri. Perubahan gaya hidup masyarakat yang memilih
mendatangi laundry kiloan daripada mencuci pakaian sendiri adalah sebuah
prospek bisnis yang sangat menjanjikan. Belum lagi pasar yang lain, seperti rumah sakit,
hotel, spa, restoran, hingga pemilik club olah raga, dan lainnya.
Bisnis dari Modal Kecil Berapa modal yang diperlukan untuk
mendirikan bisnis ini?Tidak banyak, untuk membuat usaha laundry kiloan, Agung
hanya membutuhkan 1 mesin cuci, 1 mesin pengering, dan sewa tempat usaha di
lokasi yang strategis.
Modal yang diperlukan saat itu kira-kira mencapai Rp30jutaan. Modal ini ia peroleh dari pinjaman kredit dengan menggadaikan BPKB motor miliknya, sebagian pinjaman dari orangtua, pinjam ke teman, dan sebagian dari sisa modal usaha sebelumnya.
Modal yang diperlukan saat itu kira-kira mencapai Rp30jutaan. Modal ini ia peroleh dari pinjaman kredit dengan menggadaikan BPKB motor miliknya, sebagian pinjaman dari orangtua, pinjam ke teman, dan sebagian dari sisa modal usaha sebelumnya.
Dengan
tekad yang kuat Agung mengelola usaha laundry ini. Dan seperti yang diproyeksikan sebelumnya
bahwa gerai jasa laundry miliknya ini diminati banyak pelanggan, sehingga dalam
waktu hanya satu bulan saja, outlet Simply fresh Laundry miliknya merupakan
outlet laundry kiloan paling ramai di Yogyakarta, meskipun di jalan yang sama
terdapat 5 gerai laundry kiloan dengan merek berbeda .
Salah
satu kunci untuk memperoleh pelanggan banyak, lanjut Agung adalah dengan selalu
melakukan inovasi-inovasi dalam mengembangkan usahanya, diantaranya gerai
laundry nya hanya menggunakan deterjen ramah lingkungan (limbah deterjen yang
dapat menyuburkan tanaman), menggunakan teknologi ultra violet (air yang
digunakan bebas bakteri ), memberikan garansi produk, menggunakan alat pengepak
press plastik, memberikan pelayanan delivery service kepada pelanggan serta
memiliki jaringan keagenan yang merata di lingkungan pelanggan.
Bahkan
di beberapa tempat tertentu gerainya juga menempatkan pelayanan 'drive thru'
dan buka 24 jam. Selain
itu, Simply Fresh Laundry juga memberikan pelayanan cuci kilat hanya 4 jam
sudah jadi, mencuci berdasarkan washing care label tips, membuat membership
khusus, komputerisasi dengan sofware khusus, menggunakan barcode scanner,
packaging ekslusif dan, pelayanan yang ramah. Selain itu, ia juga menyediakan tujuh pilihan aroma
pewangi pakaian sehingga konsumen dapat memilih jenis pewangi yang diinginkan. Bahkan harganyapun sangat bersaing, hanya
Rp2500/kg.
Langkah
pemasaran dengan menggandeng media, menjadi sponsor event, menciptakan personal
branding dengan wawancara di berbagai media cetak maupun elektronik, menyebar
brosur di sasaran tertentu, memasang balon udara di atas outlet hingga
memberikan hadiah dan bonus, voucher bagi pelanggan loyal, serta mengembangkan
sistem keagenan dengan menggandeng minimarket, warnet, gerai handphone dengan
sistem bagi hasil merupakan strategi pemasaran yang membuat Simply Fresh
Laundry terus berkembang hingga kini.
Pertaruhan Untuk Menjadi Wirausahawan
Usai
lulus kuliah dari Fakultas Hukum UGM tahun 2007, Agung menghadapi sebuah
dilema.Sisi lain ia ingin menjadi pebisnis, tetapi kedua orangtuanya
menginginkan ia menjadi karyawan disebuah instansi bonafid.
"Orangtua
saya melarang saya melanjutkan bisnis laundry kiloan, padahal saya sudah
memiliki 3 gerai laundry dan sedang ramai-ramainya," ujar Agung yang
ayahnya berprofesi sebagai pengacara hukum , sedangkan kakak laki-lakinya
berprofesi sebagai jaksa, dan kakak perempuannya adalah seorang dokter.
Hanya
karena ingin menyenangkan kedua orangtuanya, Agung mencoba mengikuti tes
penerimaan pegawai Bank Indonesia di Yogyakarta yang disarankan ayahnya. Ia lulus berbagai tes tertulis dan
wawancara, dengan menyisihkan 8000 kandidat calon lainnya.Ketika itu, hanya
tinggal satu langkah untuk menjadi pegawai Bank Indonesia yang banyak
diidam-idamkan oleh lulusan baru, yaitu wawancara di Jakarta.
Di
tengah kegalauan untuk meneruskan usahanya, Agung meyakinkan kedua orangtuanya
bahwa ia ingin menjadi pewirausaha. Ia memohon tidak melanjutkan mengikuti tes tahap
wawancara ke Jakarta untuk masuk menjadi pegawai Bank Indonesia, karena ingin
melanjutkan usahanya, dan mohon diberi waktu satu tahun untuk membuktikan usaha
yang dirintisnya.
"Saat itu saya berjanji, jika dalam waktu satu tahun tidak berhasil, saya siap bekerja dimanapun, "cetusnya.
"Saat itu saya berjanji, jika dalam waktu satu tahun tidak berhasil, saya siap bekerja dimanapun, "cetusnya.
Mengembangkan Bisnis
Perjalanan
baru telah ia putuskan. Setelah
melihat gerai laundry kiloannya tumbuh dan berkembang, Agung memutuskan untuk
meminjam modal dari bank untuk mengembangkan usahanya. Modal ini digunakan untuk menciptakan
sistem dan meningkatkan performa usahanya.
Di
saat yang sama, ketika usahanya telah memiliki sistem yang kuat, Agung
mengembangkan dan membiakkan Simply Fresh Laundry dengan cara waralaba. Akhir tahun 2007, gerainya sudah mencapai
18 outlet dengan 87 agen, tahun 2008 gerainya meningkat menjadi 42 outlet
dengan 125 agen, dan akhir tahun 2009 outletnya telah mencapai lebih dari 110
outlet dengan 203 agen yang tersebar di kota-kota Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, bahkan Papua, dengan omzet mencapai Rp3 miliar per bulan.
Dihadapan
dewan juri Wirausaha Mandiri di Jakarta, Agung memaparkan prospek bisnisnya
yang akan merambah ke berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Australia
dan bahkan ke Timur Tengah.
Proyeksi
outlet, yang dikembangkan melalui sistem waralaba juga tak tanggung-tanggung,
mencapai 285 outlet pada tahun 2010, meningkat menjadi 525 outlet di tahun
2011, dan mencapai 850 outlet di tahun 2012, dan diharapkan pada tahun 2013
outlet Simply Fresh Laundry telah memiliki 1200 outlet, dengan kebutuhan sumber
daya manusia mencapai ribuan lapangan kerja.
Langkah
yang dilakukan untuk mencapai proyeksi tersebut dilakukan dengan menciptakan
inovasi mesin cuci sendiri yang mampu menyelesaikan pekerjaan cuci hanya dalam
waktu 10 menit saja.
Selain
itu, inovasi mesin cuci yang akan dibuat sendiri nantinya mampu menekan biaya
franchise sehingga semakin banyak orang yang tertarik membuka bisnis laundry
kiloan dalam jaringan bisnis waralaba Simply Fresh Laundry dibawah bendera
perusahaan PT.Sushantco Indonesia.
"Saya
memiliki misi menjadikan produk Indonesia bisa merambah ke pasar dunia seperti
layaknya jaringan waralaba Starbucks ataupun Mc Donalds," cetusnya.
Komentar
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya ya....!!!!!