DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teater
2.2. Sejarah Perkembangan Teater di Dunia
2.3 Jenis-Jenis Teater Tradisional di Nusantara
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sejarah mencatat,
seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual (keagamaan), melainkan berfungsi
pula sebagai kesenian atau hiburan. Peristiwa teater yang mensyaratkan
kebersamaan, waktu, dan tempat, tetaplah menjadi persyaratan utama kehadiran
teater sejak ribuan tahun sebelum Masehi, sehingga pada zaman Yunani teater pun
selalu hadir dengan persyaratan yang serupa. Berdasarkan penjelasan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat disebut teater jika ada keutuhan tiga
kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan komunitas (penonton). Tiga kekuatan
inilah yang bertemu dan melahirkan “peristiwa teater”.
1.2.
Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan teater?
- Bagaimana sejarah perkembangan teater di dunia?
- Apa saja jenis-jenis Teater Tradisional di Nusantara?
1.3.
Tujuan
1.
Menyelesaikan Tugas
sekolah tentang Seni Budaya
2.
Memberikan Informasi
mengenai tentang Sejarah Perkembangan Teater.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Teater
Kata “Teater” berasal dari kata yunani kuno yakni
theatron, yang dalam bahasa inggris seeing place dan dalam bahasa Indonesia
“tempat untuk menonton” adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan
dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari
ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain.
Teater merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia
yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsure utama yang menyatakan
dirinya yang mewujudkan dalam suatu karya seni pertunjukan (pementasan) yang
didukung dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam cerita
(lakon).
Beberapa macam arti
teater:
1.
Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau
auditorium.
2.
Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang
dipertunjukkan di depan orang banyak
3.
Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan
manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan
laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik,
nyanyian, tarian, dan sebagainya.
2.2.
Sejarah Perkembangan
Teater di Dunia
1.
Teater Yunani Klasik
Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen
dibangun sekitar 2300 Tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam
bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan
berundak-undak yang disebutAmphiteater. Ribuan orang mengujungi
amphiteater untuk menonton teater-teater, dan hadiah diberikan bagi teater
terbaik. Naskah lakon teater Yunani merupakan naskah lakon teater pertama
yang menciptakan dialog diantara para karakternya.
Ciri-ciri
khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah:
·
Pertunjukan dilakukan
di Amphiteater
·
Sudah menggunakan
naskah lakon
·
seluruh pemainnya
pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan memakai topeng karena setiap
pemain memerankan lebih dari satu tokoh.
·
Cerita yang dimainkan
adalah tragedi yang membuat penonton tegang, takut,dan kasihan serta cerita
komedi yang lucu, kasar dan sering mengeritik tokoh terkenal pada waktu itu
·
Selain pemeran utama
juga ada pemain khusus untuk kelompok koor (penyanyi), penari, dan narator
(pemain yang menceritakan jalannya pertunjukan).
Pengarang teater Yunani Klasik Yaitu :
·
Aeschylus(525-SM.) Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh
prontagonis dan antagonis mampu menghidupkan peran. Karyanya yang terkenal
adalah Trilogi Oresteia yang terdiri dari Agamennon ,
The Libatian Beavers, dan The Furies.
·
Shopocles (496-406
SM.) Karya yang
terkenal adalah Oedipus The King, Oedipus at Colonus, Antigone.
·
Euripides (484-406
SM) Karya-karyanya
antara lain Medea, Hyppolitus, The Troyan Woman, Cyclops.
·
Aristophanes (448-380
SM)Penulis naskah drama
komedi, karyanya yang terkenal adalah Lysistrata, The Wasps, The
Clouds, The Frogs, The Birds.
·
Manander (349-291
SM.) Manander
menghilangkan Koor dan menggantinya dengan berbagai watak, misalnya watak orang
tua yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, pelacur yang kurang ajar,
tentara yang sombong dan sebagainya. Karya Manander juga berpengaruh kuat pada
jaman Romawi Klasik dan drama komedi jaman Renaisans dan
1.
Teater Romawi Klasik
Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada
tahun 240 SM. Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus,
seniman Yunani. Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani.
Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani.
Namun demikian teater Romawi pun mengalami konversi dalam penggarapan dan
penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat Romawi dengan ciri-ciri sebagi
berikut :
·
Musik menjadi
pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita tetapi juga menjadi
ilustrasi cerita.
·
Tema berkisar pada
masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
·
Karekteristik tokoh
tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau
kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.
·
Seluruh adegan
terjadi di rumah, di jalan dan di halaman.
Bentuk – bentuk pertunjukan yang terkenal di Zaman
Romawi Klasik adalah:
·
Satu-satunya bentuk
tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya Lucius Anneus
Seneca ( 4 SM-65 M).
·
Farce Pendek. Farce (pertunjukan jenaka) sejak
abad 1 SM menjadi bagian sastra dan menjadi bentuk drama yang terkenal.
·
Mime muncul di zaman
Yunani sekitra abad 5 SM dan kemudian masuk Romawi sekitar tahun 212 SM.
Bentuk pertunjukan teater tertua pada zaman teater
Romawi Klasik ini ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
·
Selalu menggunakan
tokoh yang sama, misalnya tokoh badut tolol yang bernama Maccus. Tokoh yang
serakah dan rakus bernama Bucco. Sedangkan Pappus adalah tokoh yang tua
dan mudah ditipu.
·
Plot cerita
berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para badut dimana musik
dan tari menjadi unsur penting dalam menjaga jalannya cerita.
·
Menggunakan Setting
suasana alam pedesaan.
Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik
diganti dengan kekaisaran tahun 27 Sebelum Masehi dan lenyap setelah
terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar serta munculnya kekuasaan
gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi tahun 533.
1.
Teater Zaman
Elizabeth
Pada tahun 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I,
gedung teater besar dari kayu dibangun di London Inggris. Gedung ini dibangun
seperti lingkaran sehingga penonton bisa duduk dihampir seluruh sisi panggung.
Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak gedung sejenis dibangun
disekitarnya.salah satunya yang disebut Globe, gedung teater ini bisa menampung
3.000 penonton. Globe mementaskan drama-drama karya William Shakespeare,
penulis drama terkenal dari inggris yang hidup dari tahun 1564 sampai
tahun1616. Ia adalah seorang aktor dan penyair, selain penulis drama. Beberapa
ceritanya melakukan monolog panjang, yang disebut solloquy, yang menceritakan
gagasan-gagasan mereka kepada penonton. Ciri-ciri teater zaman Elizabeth
adalah:
·
Pertunjukan
dilaksanakan siang hari dan tidak mengenal waktu istirahat.
·
Tempat adegan
ditandai dengan ucapan dengan disampaikan dalam dialog para tokoh.
·
Tokoh wanita
dimainkan oleh pemain anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.
·
Penontonya berbagai
lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.
·
Menggunakan naskah
lakon.
·
Corak pertunjukannya
merupakan perpaduan antara teater keliling dengan teater sekolah dan akademi
yang keklasik-klasikan.
1.
Teater Abad 20
Seiring dengan perkembangan waktu. Kualitas
pertunjukan teter dianggap semakin menurun dan membosankan. Hal ini mendorong
para pemikir teater untuk menemukan satu bentuk ekspresi baru yang lepas dari
konvensi yang sudah ada. Pada awal abad 20 inilah istilah teater Eksperimental
berkembang. Banyak gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang,
sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka
berhenti pada produksi pertama. Lepas dari hal itu, usaha pencarian kaidah
artistik yang dilakukan oleh seniman teater modern patut diacungi jempol karena
usaha-usaha tersebut mengantarkan kita pada keberagaman bentuk ekspresi dan
makna keindahan. Gaya penampilan pertunjukan teater secara mendasar dibagi ke
dalam tiga (3) gaya besar yaitu; Presentasional, Representasional (Realisme),
dan Post-Realistic.
2.3.
Jenis-Jenis Teater
Tradisional di Nusantara
1.
Teater Sumatra
a.
Bangsawan
Teater Bangsawan
Merupakan teater tradisional dari pulau Sumatra dengan latar belakang budaya
Melayu. Teater ini banyak menyerap teknik teater Bara.
Hal ini dapat dilihat pada pertunjukan nya yang selalu menggunakan panggung
meskipun di saat pementasan dilakukan di ruang terbuka.
Teater Bangsawan untuk
pertama kalinya diperkenalkan di Malaya pada tahun 1870 oleh perkumpulan teater
India yang dinamakan wayang persi. Kemudian menyebar dan masuk ke indonesia dan
disebut bangsawan karena lakon semula mengenai sebuahkeluara ningrat. Ciri khas
Bangsawan adalah cara pementasannya. Penyajiannya dalam bentuk dialog
menggunakan pantun empat bait, syairnya dinyanyikan oleh pemain.
b.
Makyong
Makyong merupakan teater yang berasal dari Riau. Lakon
Makyong menggambarkan perjuangan seorang putra mahkota dalam mencapai cita-citanya
serta bertahan dari kerasnya kehidupan. Di dalam penyajiannya , Makyong
menggunakan tari dan lagu untuk menyampaikan maksud tertentu. Pementasanya
biasanya dalam bentuk komedi atau melodrama. Makyong bisa dipentaskan pada
siang atau malam hari di ruang ruang terbuka. Iringan musiknya terdiri atas
gendang,seruai,rebab,gong,dan mong mong (gong kecil). Semua pemain menggunakan
topeng dan hampir semuanya perempuan kecuali peran pelawak (tokoh Awang dan
temanya).
c.
Randai
Randai merupakan
teater dari sumatra barat dan mendapat pengaruh dari basijobang, tonil Belanda,
dan Komidi bangsawan. Terbentuknya teater Randai dimulai dari sebuah kelompok
Komidi bangsawan yang pada tahun 1932 memutuskan untuk menyempurnakan
basijobang dengan unsur tonil belanda serta seni pencak silat setempat.
d.
Bakaba
Bakaba merupakan teater yang berasal dari sumatra
barat. Teater ini dituturkan oleh tukang kaba dalam bentuk
prosa liris yang didendangkan (dilagukan) dengan diiringi alunan musik
rebah atau kecapi, saluang (suling). Untuk menggelar kaba sekurang kurangnya
harus ada dua tukang kaba ,seorang penyanyi yang berserita,dan seorang lagi
sebagai pengiring musik. Kaba biasanya dipentaskan sebagai bagian dari upacara
perkawinan, menempati rumah baru,panen , dan sebagainya. Waktu pementasan
terjadi interaksi dengan penonton.
2.
Teater Jawa Barat
a.
Ubrug
Teater Ubrug
berasal dari Banten. Dalam penyaiannya,teater ini menggunakan iringan gamelan
slendro dan gong gubyung. Lakon yang dimainkan bersumber dari kehidupan sehari
hari . Lakon yang sering dimainkan,antara lain Di Jampang, Si Pitung,
Sakam,Dalam Bonceng, dan Jejaka Pancak.
b.
Longer
Teater Longer Berasal
dari sumedang. Teater inimuncul pada tahun 1939. Di dalam
pementasanynya, teater Longer menampilkan adegan humor (lawakan),Drama
(sandiwara),dan tarian rakyat (tari silat).
3.
Teater Jakarta
a.
Lenong
Teater Lenong merupakan teater populer dari Jakarta.
Dalam Pertunjukan nya terdapat unsur cerita (drama), tari, nyanyi, dan pencak
silat. Panggung dalam tatanan modern sudah diterapkan seperti penggunaan
properti kursi dan meja. Lakon atau ceritanya bersumber dri kehidupan
masyarakat setempat. Terdapat dua jenis Lenong, yaitu Lenong Dines dan Lenong
Preman.
b.
Topeng Betawi
Dalam pementasanya,Topeng betawi pada umumnya diawali
dengan tarian yang dibawakan oleh penari perempuan. Dilanjutkan dengan dialog
dialog lucu (lawakan) oleh pelawak dan penari. Kemudian,lakon/ceritanya
disajikan. Cerita dalam topeng betawi bersumber dari kehidupan masyarakat
setempat
4.
Teater Jawa Tengah
a.
Wayang Wong (wayang
orang)
Di Jawa tengah, Wayang Wong sudah ada sejak abad ke
-12. Akan tetapi, wayang wong yang ada sekarang ini merupakan ciptaan dari
hamengkubuwono 1 dari yogyakarta atau Mangkunegara 1 dari surakarta. Wayang
wong panggung Surakarta yang terkenal dibuat atas perintah Pakubuwono X untuk
dipentaskan setiap malam di taman hiburan Sriwedari.
b.
Ketoprak
Pada mulanya, Ketoprak hanya merupakan permainan
klotekan dan berkembang dengan memasukan adegan drama sederhana. Ceritanya
diambil dari lingkungan setempat dan disajikan dalam bentuk lawakan (humor) dan
dikenal dengan ketoprak Lesung. Sejak tahun 1927 , pementasan ketoprak
menggunakan gamelan sebagai musik pengiringnya.
c.
Langendriyan
Langendriyan mengambil lakon Damarwulan. Langendriyan
di dalam pementasanya diirngi oelh gamelan dan dialog dialognya menggunakan
tembangjawa. Pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an penata tari koreografer
Sardono W.Kusumo,Retno Maruti,dan Sal Murgiyanto memadukan antara
Bedaya,langendriyan,dan Wayang wong untuk menciptakan bentuk yang disebutLangen
Beksa.
5.
Teater Jawa Timur
Teater dari Jawa timur
yang paling populer adalah Ludruk. Ludruk merupakan perubahan dari
teater tradisional Lerok Berutan. Lakon dalam ludurk adalah kehidupan
masyarakat sehari hari. Ludruk dalam pementasannya dibuka dengan tarian Remo.
6.
Teater Bali
a.
Cak
Cak sudah ada sejak zaman para-Hindu tetapi
mulai menjadi suatu pertunjukan sejak tahun 1935, di Desa Bendulu. Dengan
dukungan dari dua seniman asal Eropa, Cak berkembang menjadi pertunjukan
hiburan. Lakon Ramayana dimasukan dalam pertunjukan Cak. Sejak tahun 1969,
lakon tunggal diperluas menjadi epos utuh.
Drama Gong Adalah teater tradisional Bali yang
merupakan drama lisan yang diiringi gamelan gong. Drama Gong menjadi salah satu
seni pertunjukan yang memadukan drama Bali tradisional dan drama modern (budaya
barat). Drama gong ini memiliki kemiripan dengan ketoprak jawa. Drama
Gong,muncul pertama kali pada tahun 1966. Penciptanya adalah Anak Agung Dede
Raka Payadnya. Drama Gong menggabungkan unsur pertunjukan dan teknik berbagai
bentuk seni pertunjukan tradisional seperti gong kebyar,drama tari
arja,sendratari Bali modern dengan unsur drama modern ( Barat ).
7.
Teater Sulawesi
Teater yang berasal
dari sulawesi contohnya Sinrilli. Teater ini berasal dari
sulawesi selatan. Sinrillimerupakan pertunjukan cerita tutur oleh seorang
pasinrilli dengan diiringi musik keso-keso (rebab). Penceritanya berupa nada
lagu (kelong) yang diiringi lengkingan Keso-Keso sehingga membangunkan berbagai
suasana haru,indah,dan humor. Sinrilli bermula dari dalam istana raja-raja
Gowa. Setelah kejatuhan kerajaan Gowa ke tangan VOC, Sinrilli menyebar di
kalngan rakyat. Pertunjukan sinrilli dilakukan di sian ataudi malam hari
sesudah sembahyang isya.Teater ini digelar di anjungan rumah atau
tempat terbuka (halaman) pada waktu waktu tertentu, seperti waktu syukuran,
pesta kawin, membangun rumah, dan sebagainya.
8. Teater Nusa tenggara barat
Teater dari NTB
contohnya Cepung. Teater ini berasal dari lombok. Cepung
merupakan teater tutur. Penamaan Cepunf berawal dari iringan suara gamelan dari
mulut yang berbunyi “,cek,cek,cek,cek,pung”. Cepung adalah seni membaca kitab
lontar, khususnya cerita Monyeh,yang diiringi oleh iringan bunyi suling dan
redeb serta peniruan suara suara instrumen gamelan yang lain. pemain
pemain cepung ada 6 orang,terdiri atas pembca lontar ,seorang pemain
redeb,seorang pemain suling, dan tiga orang sebagai penembang. Mereka
duduk berjajar setengah lingkaran. Musik, tari, mimik, dan lawak merupakan
unsur unsur yang selalu ada. Memakai sesaji berupa ayam, tuak, kembang ,beras,
benang, dan sirih pinang.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang
secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya
yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan
unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang
kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia
sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan
oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung
kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater
tradisional lahir. Tetaer juga dikenal
dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari yang
namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang
sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya
pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater
juga memiliki peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas
karena yang namanya seni pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak
dalam hal ini salah satu contohnya adalah masyarakat. Seni teater bisa
dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan
dengan kehidupan sosial.
3.2.
Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran,
maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya ( khususnya ilmu
tentan seni teater ) dengan mendalami isi makalah ini.
Khususnya kepada kaum
muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada
segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah
satu negara yang hebat dalam dunia seni.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya ya....!!!!!